Kota
home tentang kami hubungi kami
facebook twitter google plus youtube

facebook facebook
twitter twitter
LOGIN ANGGOTA
Email
Password
  lupa password?
Pendaftaran
Sekolah/Kursus/Daycare
GRATIS!
Jika Anda ingin mendaftarkan sekolah/kursus/daycare ke AkuPintar.info,
silakan klik tombol di bawah ini:

artikel icon   ARTIKEL

Tips Menolong Anak Yang Pemalu

Masalah anak yang cenderung pemalu sebenarnya adalah hal yang normal dan biasa ditemui dimana pun. Anak pemalu biasanya malu bertemu dengan orang baru, masuk di lingkungan baru, malu untuk berteman, malu untuk tampil, malu untuk menjawab saat ditanya, dsb.

Hal pertama yang perlu dimengerti adalah bahwa pemalu bukanlah sebuah karakter yang permanen, tetapi sebuah perasaan yang bisa diatasi. Walaupun ada anak-anak yang cenderung tertutup, tidak banyak bicara  dan kurang suka dengan keramaian, namun pada anak yang demikian  pun orangtua bisa menolongnya untuk merasa aman saat berkomunikasi atau berada di lingkungan baru, sehingga dia memiliki kondisi emosional dan harga diri yang sehat.

Apa saja yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk menolong anak yang pemalu?

1. Jangan Memberi Sebutan “Pemalu”

Setiap anak mulai membentuk pemahaman dan persepsi diri dari apa yang orang katakan terhadapnya. Terutama orang-orang terdekatnya yang sangat berpengaruh dalam hidupnya, yaitu orangtuanya. Dengan menyebutnya “Anak Pemalu”, dia akan merekam itu dalam otaknya, menganggap dirinya pemalu dan bertindak seperti anak yang pemalu. Selain itu, jangan membicarakan hal-hal negatif tentang anak di depan umum. Jika dia mendengar dirinya dibicarakan, anak akan semakin bersembunyi dan menarik diri.

2. Berikan Perhatian Penuh Tetapi Tidak Berlebih

Anak yang pemalu perlu diberi perhatian penuh saat dia berbicara. Lakukan kontak mata, terima pendapatnya & dengarkan dengan penuh perhatian. Namun disisi lain, jika ada perhatian yang terlalu berlebihan kepada dirinya, terutama jika itu berasal dari orang baru dikenalnya, bisa membuat dia semakin malu atau takut. Anak yang pemalu perlu diberi ruang dan waktu untuk beradaptasi, untuk mengenal lingkungannya, orang-orang disekitarnya dan mulai membuka dirinya. Terimalah dia, sayangilah dia, sering berikan pujian, pelukan dan dorongan kemudian tolong dia untuk membuka dirinya.

3. Ciptakan Ruang Sosial

Akan sangat menolong jika orangtua dapat mengundang teman anak untuk bermain ke rumah karena rumah adalah tempat yang nyaman untuk dia. Undanglah teman yang memang sudah biasa berkomunikasi di sekolah misalnya. Jangan mengundang terlalu banyak, satu teman atau satu keluarga akan lebih baik untuk membuat dia terbiasa. Persiapkan kunjungan ini dengan baik, misalnya dengan menyediakan makanan untuk dinikmati bersama dan sediakan mainan yang bisa dimainkan bersama. Dengan begitu anak tidak akan bingung memikirkan apa yang akan dilakukan saat temannya datang berkunjung. Dampingi anak selama temannya berkunjung supaya anak merasa aman. Lambat laun dia akan merasa terbiasa dengan tamu yang datang ke rumah.

Selain itu ajaklah anak saat Anda bertandang ke rumah orang lain atau pergi ke pertemuan-pertemuan sosial lainnya supaya anak melihat teladan yang baik dari orangtuanya. Orangtua juga dapat mengikutkan anak dalam kegiatan-kegiatan extra-kulikuler yang disediakan di sekolah atau kursus-kursus yang menarik bagi anak. Sehingga ruang lingkup sosialnya akan semakin luas hari demi hari.

4. Gunakan Kesempatan-kesempatan Kecil Untuk Membangun Interaksi

Dalam situasi sehari-hari banyak sekali kesempatan kecil yang dapat dimanfaatkan untuk menolong anak mengatasi rasa malunya. Misalnya jika sedang makan di restaurant, mintalah anak untuk mengatakan kepada pelayan apa yang ingin dipesannya atau meminta nota tagihan saat sudah selesai makan. Jika pergi ke supermarket, mintalah anak untuk membayar di kasir. Jelilah melihat kesempatan kecil semacam ini dan pergunakan dengan baik. Jika anak mau melakukannya, pujilah dia, karena pujian akan sangat membantu membangun kepercayaan dirinya. Jika anak masih menolak, jangan dipaksa, tetapi tetaplah mencari kesempatan kecil lainnya.

5. Bekerjasama Dengan Guru Kelas

Komunikasikan masalah ini dengan guru kelasnya supaya terjalin kerjasama yang baik. Mintalah saran atau masukan dari guru kelasnya. Orangtua juga dapat meminta guru untuk memberikan dorongan, pujian, dan kesempatan untuk anak dapat mengatasi rasa malunya sedikit demi sedikit. Misalnya membuat aktivitas dimana setiap anak diminta membaca atau berbicara di depan kelas, melakukan kerja kelompok atau kegiatan lain yang banyak memerlukan komunikasi dengan anak lain.

 

Rasa malu, jika diatasi dengan benar akan berkurang sedikit demi sedikit dan tidak akan menghalangi seorang anak untuk maju. Bahkan banyak sekali orang yang cenderung pemalu tetapi dapat mencapai potensi maksimalnya. Baca "Siapa Bilang Pemalu Tidak Bisa Sukses."

 

The feeling of shyness will not go overnight, but with your persistent help a child will overvcome it and shine!

 

 

Perlengkapan Sekolah
Pengembangan Guru
Peluang Usaha